Minggu, 31/12/2023 06:02 WIB

Francia Raisa 6 Tahun Putus Kontak dengan Selena Gomez Setelah Donor Ginjal

Hestianingsih Hestianingsih - detikHot

Nama Francia Raisa sempat ramai jadi perbincangan setelah dia rela mendonorkan ginjalnya untuk kesembuhan Selena Gomez yang menderita lupus pada 2017. Setelah operasi transplantasi ginjal, Francia mengaku hingga saat ini belum berkomunikasi intens dengan pelantun 'Same Old Love' itu.
Francia mengatakan bahwa dia dan Selena sempat bertemu kembali di musim panas 2022. Namun hubungan mereka tak lagi seperti sahabat pada umumnya, bahkan masih harus 'mengenal satu sama lain' lagi layaknya dua orang yang baru bertemu.
"Masih terasa gila bagi saya bahwa banyak orang yang menaruh perhatian pada persahabatan kami. Saya tidak tahu mengapa waktunya terjadi seperti itu, tapi saya ingat berada di St Tropez pada bulan Juni dan saya terus membicarakan dia (Selena Gomez). Kami tidak banyak bicara selama enam tahun. Apalagi setahun terakhir, kami tidak berkomunikasi sama sekali," tutur Francia kepada USA Today.

Baca juga: Rumor Berkonflik dengan Selena Gomez, Aktris Ini Dapat Ancaman Kematian

Selena Gomez dan Francia Raisa menghadiri Billboard Women In Music 2017 di The Ray Dolby Ballroom pada 30 November 2017 di Hollywood, California. Foto: Michael Kovac/Getty Images for Billboard

Aktris 35 tahun ini menekankan tidak ada konflik yang terjadi di antara mereka. Tapi entah mengapa, Francia juga tak yakin, mereka berhenti berkomunikasi dari awal.
"Tidak terjadi apa-apa, dan jika kalian bertanya kepada kami berdua, kami juga tidak tahu apa yang terjadi. Tapi kami memerlukan waktu untuk jaga jarak. Lalu saat kami kembali bersama, kami menjadi orang yang lebih baik. Dia dan aku masih saling mengenal satu sama lain. Lagi", lanjut bintang 'How I Met Your Father' ini.

Baca juga: Sahabat Selena Gomez yang Beri Ginjalnya Pamer Bekas Operasi di Red Carpet

Francia sebelumnya menjelaskan bahwa dia dan Selena sama-sama 'terikat trauma' yang bisa jadi 'sulit dan rumit' untuk dijelaskan. Tetapi dia masih suka memperlakukannya sebagai adik perempuan.
"Kami terikat pada trauma, dan itu indah, tetapi juga bisa menjadi sulit. Orang-orang bertambah dewasa, hubungan bisa berubah," pungkasnya.
(hst/hst)