shadow
BACK TO TOP

Rabu, 09/08/2023 10:48 WIB

Curhat Renatta Moeloek dan Raisa Imbas Polusi Udara di Jakarta

Desi Puspasari - detikHot
Curhat Renatta Moeloek dan Raisa Imbas Polusi Udara di Jakarta Penyanyi Raisa melalui Instagram Story miliknya, mengungkapkan perasaannya saat kualitas udara di Jakarta tidak sehat. Begitu juga dengan chef Renatta Moeloek, penyakitnya kambuh karena imbas polusi udara Jakarta.
Dalam Instagram Stories pribadinya, Raisa memperlihatkan kualitas udara di tempatnya berada. Kualitas udara menunjukkan tidak sehat dengan menunjukkan indeks kualitas udara, US AQI 207 di suhu 30 derajat dan kecepatan angin 7,4 km per jam.
Raisa bingung mengapa kondisi udara tidak sehat dan polusi bisa sangat parah di Jakarta.
"Another day being DENIED basic human need; clean air. Pas covid heboh penanganannya sekarang diam saja pura-pura nggak tau, denial, nggak ada solusi," curhat Raisa dalam unggahan yang dia posting pada Senin (7/8/2023).
"Kasih tau dong langkahnya apa? Memang niatnya buat bunuh kita dan anak-anak kita pelan-pelan gini?" lanjut Raisa.
Raisa AndrianaRaisa Andriana pertanyakan penanganan polusi udara di Jakarta. Foto: Khadijah Nur/detikHealth
Sedangkan celebrity chef, Renatta Moeloek menunjukkan indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta, Selasa (8/8/2023) mencapai 202. Itu artinya kualitas udara di wilayah tersebut sangat tidak sehat.
Imbas polusi tinggi dan udara tidak sehat, penyakit sinus yang diidap Renatta Moeloek kambuh.
"Saya yang sinus dan allergic rhinitis paket lengkap cukup rasakan sendiri dan sudah tahu tanpa cek data. Tiap ada gejala-gejala, saya cek, dan benar," cuit Renatta Moeloek dilihat dari akun Twitter pribadinya.
Sehari sebelumnya, Renatta juga mengunggah keluhan senada. Renatta Moeloek juga membandingkan bagaimana penanganan masalah udara sehat di Jakarta.
"Polusi Jakarta yang bertahun-tahun punya AQI rata-rata di atas 170 dan berstatus 'berbahaya untuk kesehatan', tapi tetap tidak ada yang bahas atau gerak," tegasnya.
"Di beberapa negara, capai AQI 150 itu sudah jadi headline berita dengan warning heboh jangan keluar rumah, tutup jendela, pakai masker dan pasang purifier," lanjut Renatta Moeloek.
Dilansir dari detikHealth lewat Aplikasi Nafas Indonesia mencatat polusi di DKI Jakarta bahkan menempati peringkat pertama di dunia. Berdasarkan catatan mereka di rata-rata Juli 2023, konsentrasi PM 2.5 ibu kota ada di angka 10 kali lipat melampaui batas anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"PM 2.5 adalah partikel padat polusi udara berukuran 35 kali lebih kecil dari diameter sebutir pasir. PM 2.5 sangat berbahaya karena bisa ikut terhirup saat kita bernapas dan terbawa hingga ke pembuluh darah," tulis Nafas Indonesia.
"Berdasarkan analisa data sensor nafas, rata-rata di Jakarta pada bulan Juli 2023 adalah 47 µg/m3, sedangkan anjuran paparan tahunan dari WHO adalah 5 µg/m3," tutupnya.
(pus/wes)
KOMENTAR